Germecik suaranya membelah kesunyain dalam pekat
Matahari mengintip geram merah meradang di balik gundukan awan
Sinarnya menerobos lorong-lorong waktu tertumpu pada syair-syair bisu
Dia hanya tediam
Menatap, tatapan kosong dengan uraian cerita kelam
Angin topan memporak-porandakan keabadian
Ombak stunami meluluhlantangkan kehidupan
Tetap sama, dia masih terdiam
Kini api membakar hagus seluruh jiwanya
Kini singa, harimau, srigala mencabit-cabit tubuhnya
Bumi menelan geram harapannya
Tamparan debu membelenggu kaku
Tapi Ia tetap terdiam
Hatinya meradang dengungan dendam
Membara biru berkobar menyambar
Dan Ia masih terdiam
Terpaku diantara jejak bebatuan hitam
0 comments:
Post a Comment